hikayat hang tuah beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik

Berdasarkanisinya, hikayat dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut. 1 Jenis rekaan, contohnya Hikayat Malim Dewa. 2 Jenis sejarah, contohnya Hikayat Hang Tuah, Hikayat Pattani, dan Hikayat Raja-Raja Pasai. 3 Jenis biografi, contohnya Hikayat Abdullah dan Hikayat Sultan Ibrahim bin Adam. 3. Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik UnsurIntrinsik “Hikayat Hang Tuah” - Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah. - Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oranlain. - Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati. Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin 1. Nilai Moral Description Download Hikayat Hang Tuah (Rumi) Free in pdf format.. Where To Download Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 1 Pramoedya Ananta Toer of language and reality in the Hikayat Hang Tuah, a work that circulated on the. Hikayat Hang Tuah (Jawi: حکاية هڠ تواه) is a Malay work of literature that tells the tale of the Unsurekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain biografi atau riwayat hidup pengarang, falsafah hidup pengarang, dan unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang menunjang penciptaan karya drama Adapununsur-unsur dalam hikayat terbagi menjadi dua unsur yaitu: 1. Unsur Intrinsik Hikayat. Pada dasarnya struktur hikayat itu sama dengan struktur novel, tetapi untuk dapat melihat karakteristik dari masing-masing struktur. Hal yang penting disoroti sekaitan dengan struktur hikayat atau unsur intrinsik hikayat adalah, tema, motif, penokohan kẻ mắc chứng bệnh ưa sạch sẽ. Daftar Isi Pengertian Hikayat Ciri-ciri Hikayat Unsur Intrinsik Hikayat 1. Tema 2. Latar 3. Alur 4. Amanat 5. Tokoh 6. Watak/Penokohan 7. Sudut Pandang 8. Gaya Bahasa Unsur Ekstrinsik Hikayat Struktur Hikayat 1. Abstrak 2. Orientasi 3. Komplikasi 4. Evaluasi 5. Resolusi 6. Koda Nilai-nilai dalam Hikayat Bentuk Hikayat 1. Hikayat Cerita Rakyat 2. Roman 3. Epos 4. Tambeh 5. Chara Jenis-jenis Hikayat 1. Jenis Teks Hikayat Berdasarkan Isinya 2. Jenis Teks Hikayat Berdasarkan Asalnya Contoh Hikayat - Hikayat adalah salah satu jenis sastra lama yang berbentuk lisan atau tulisan. Pada umumnya, hikayat mengisahkan tentang kehidupan dari kaum bangsawan, keluarga istana, atau orang-orang yang memiliki kehebatan apa saja unsur-unsur di dalam hikayat? Lalu bagaimana struktur penulisan hikayat? Simak pembahasannya secara lengkap serta contohnya dalam artikel berikut ini yuk, adalah jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat biasanya mengandung nilai-nilai moral dan sering kali disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut KBBI Daring, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Biasanya, hikayat dibaca untuk perlipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan biasanya diawali dengan pembukaan yang panjang dan kemudian menceritakan kisah-kisah yang terkait dengan tokoh heroik atau romantis. Tokoh dalam hikayat sering kali dipandang sebagai simbol dari kebaikan atau keburukan. Lalu, cerita yang disampaikan sering kali diambil dari sejarah atau legenda HikayatAda sejumlah ciri-ciri di dalam cerita hikayat. Dikutip dari buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA Rangkuman Bahasa Indonesia SMA MA SBMPTN oleh Tomi Rianto, berikut ciri-ciri menggunakan bahasa Melayu ceritanya berlatarkan ceritanya tidak masuk akal atau bersifat bersifat kaku dan pengarang hikayat tidak menggunakan kata arkais, yaitu kata-kata yang jarang digunakan seperti syahdan dan Intrinsik HikayatSebagai informasi, hikayat memiliki dua unsur utama, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik adalah unsur yang membangun cerita hikayat dari tidak bingung, simak penjelasan unsur intrinsik hikayat di bawah TemaTema adalah gagasan yang mendasari sebuah LatarLatar menjelaskan tentang tempat, waktu, dan suasana di dalam suatu cerita AlurAlur merupakan jalinan peristiwa di dalam sebuah AmanatAmanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah TokohTokoh merupakan pemeran di dalam cerita Watak/PenokohanPenokohan adalah penggambaran watak seorang tokoh di dalam cerita Sudut PandangSudut pandang merupakan teknik yang dipilih oleh penulis untuk mengemukakan gagasan dalam Gaya BahasaMerupakan kemampuan penulis dalam menyajikan suatu cerita yang menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan Ekstrinsik HikayatJika intrinsik membangun unsur cerita dari dalam, lain halnya dengan ekstrinsik di mana unsur cerita hikayat dibangun dari luar. Simak unsur-unsur ekstrinsik hikayat berikut belakang agamaAdatBudayaNilai dan norma kehidupanStruktur HikayatAda beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam membuat cerita hikayat. Dilansir situs berikut sejumlah struktur AbstrakPada dasarnya, dalam penulisan hikayat abstrak bersifat opsional. Artinya, abstraksi boleh disertakan dan boleh juga tidak. Dengan begitu, struktur abstraksi bergantung dari penulis hikayat itu OrientasiOrientasi adalah salah satu bagian teks yang berkaitan dengan beberapa aspek, mulai dari aspek waktu, tempat, dan suasana. Nah, ketiga aspek itu akan mempengaruhi penulisan KomplikasiKomplikasi adalah urutan kejadian yang mengaitkan antara sebab dan akibat. Komplikasi dapat juga diartikan sebagai puncak masalah dan munculnya konflik dalam alur hikayat. Nah, konflik tersebut yang sebenarnya mengeluarkan karakter dan watak asli dari tokoh yang diceritakan di dalam EvaluasiSesuai namanya, evaluasi adalah bagian struktur dalam hikayat yang menjelaskan tentang penyelesaian atau jalan keluar dari suatu ResolusiResolusi adalah bagian yang menawarkan solusi terhadap permasalahan yang sudah diciptakan oleh penulis di dalam hikayat. Setelah kehadiran solusi, biasanya penulis akan mengarahkan hikayat pada KodaIstilah koda lebih tepat digunakan untuk mengartikan pesan dan amanat yang disampaikan oleh penulis. Jadi, di bagian koda para pembaca hikayat bisa mengambil pelajaran atau pesan dalam HikayatHikayat memiliki sejumlah nilai-nilai penting, baik itu kepada penulis atau para pembacanya. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa nilai-nilai di dalam untuk membangkitkan semangat para sarana untuk sering kali dijadikan sebagai sarana untuk meramaikan suatu acara atau hanya menghibur, hikayat disampaikan kepada masyarakat umum untuk menyampaikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam HikayatSecara umum, hikayat terbagi ke dalam lima bentuk. Apa saja bentuk-bentuk hikayat tersebut? Simak penjelasannya di bawah Hikayat Cerita RakyatHikayat ini menggambarkan cerita rakyat dengan jenaka. Umumnya, hikayat ini menceritakan asal muasal suatu tempat atau RomanRoman adalah hikayat yang mengisahkan tentang kisah asmara atau kisah rumah EposEpos merupakan salah satu bentuk hikayat yang menceritakan tentang sosok kepahlawanan di masa TambehTambeh adalah hikayat yang mengisahkan pedoman kehidupan sebagai manusia, sehingga di dalam ceritanya banyak mengandung pelajaran yang dapat CharaYang terakhir adalah chara, yakni salah satu bentuk hikayat yang fokus pada seorang tokoh yang memiliki sifat terpuji. Jadi, chara dapat dikategorikan ke dalam jenis hikayat HikayatSebagai informasi, hikayat terbagi ke dalam dua jenis, yakni jenis hikayat berdasarkan isinya dan berdasarkan asalnya. Untuk lebih jelasnya, simak di bawah Jenis Teks Hikayat Berdasarkan IsinyaTeks hikayat berdasarkan isinya terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, sepertiCerita rakyatEpos IndiaCerita dari JawaCerita-cerita IslamSejarah dan biografiCerita bertingkat2. Jenis Teks Hikayat Berdasarkan AsalnyaSeperti yang sudah dijelaskan di atas, cerita hikayat berasal dari Melayu. Namun, seiring berjalannya waktu ada banyak cerita hikayat yang asalnya dari sejumlah bangsa, yakniMelayu asliJawaHindu IndiaArab-PersiaContoh HikayatSetelah mengetahui pengertian dan struktur tentang hikayat, mari kita simak salah satu contoh cerita hikayat yang terkenal, yakni Hang Tuah. Sedikit informasi, cerita hikayat ini mengisahkan seorang pejuang Melayu bernama Hang Tuah, yang dikenal sebagai salah satu pejuang terhebat di masa TuahPada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung mendengar kabar tentang Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu, "Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang besar itu, apalagi kita ini orang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan." Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan itu, ia memberikan anaknya itu kain, baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu memberi makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya itu. Lalu kata Hang Mahmud kepada istrinya, "Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh."Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan. Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negeri Bintan itu dan terjadi kekacauan di mana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah, "Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung?"Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu, "Negeri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya." Waktu ia sedang berbicara, ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas toko, katanya, "Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!"Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, ia pun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah pun melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelah kepala orang itu dan kata seorang anak yang menyaksikannya, "Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini." Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya, "Apakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak?"Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab, "Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu."Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja. Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalu menyembah Sang Raja, "Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang pengkhianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya."Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya, "Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?"Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, "Hormat tuanku, pegawai saya yang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal ini."Maka Baginda bertitah, "Hai Tumenggung, katakan saja, kita akan membalasnya."Maka Tumenggung menjawab, "Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, untuk datang saja hamba takut karena yang melakukan hal itu, tuan sangat menyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan saya karena jika tidak, alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelekkan orang itu."Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda bertitah, "Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?" Maka Tumenggung menjawab, "Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Hang Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia. Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka."Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, "Pergilah, singkirkanlah Si Durhaka itu!" Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negeri itu, tetapi si Tuah tidak mati karena si Tuah itu perwira besar, apalagi dia menjadi wali sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun Raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, "Tidakkah Tuan ingin mempunyai istri?" Lalu jawabnya, "Saya tidak ingin mempunyai istri lagi."Nah, itu dia pembahasan lengkap mengenai hikayat beserta pengertian, ciri-ciri, unsur, struktur, dan contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin mencari tahu tentang hikayat dan bagaimana struktur penulisannya yang benar. Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] ilf/des Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang- undang, dan silsilah. Hikayat bersifat rekaan, keagamaan, historis, atau biografis. Hikayat dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Hikayat memiliki ciri khusus yang membedakan dengan prosa barn. Ciri-ciri tersebut, adalah sebagai berikut. Isi ceritanya bersifat istana sentris. Dalam hikayat banyak digunakan bahasa klise kiasan. Pengarang dalam hikayat biasanya tidak disebutkan anonim. Terdapat hal-hal yang mustahil. Cerita hikayat dimulai dengan kata-kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah, hatta, atau tersebutlah. Hikayat dibentuk oleh unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan prosa fiksi lainnya. Namun dalam hikayat, tema yang sering digunakan adalah petualangan. Sedangkan alur ceritanya terkesan monoton, artinya selalu berakhir dengan kisah yang sama, yaitu di akhir cerita tokoh utamanya berhasil menjadi raja atau orang yang mulia. Adapun penokohan dalam hikayat, tokoh yang baik selalu baik dan sempurna, sedangkan tokoh yang jahat selalu jahat. Perkembangan kasusastraan lama Indonesia banyak mendapat pengaruh dari luar atau asing. Pengaruh kebudayaan luarjuga dialami dan dirasakan dalam cerita hikayat sehingga jenis hikayat pun bermacam-macam, yaitu sebagai berikut. Hikayat asli Melayu, seperti Hikayat Si Miskin,Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Patani. Hikayat yang mendapat pengaruh dari Jawa, seperti Hikayat Panji Semirang dan Hikayat Prabu Anom. Hikayat yang mendapat pengaruh dari India, seperti Hikayat Pandawa Pancakalima dan Hikayat Seri rama. Hikayat yang mendapat pengaruh Persia, seperti Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat 1001 Malam. Hikayat yang mendapat pengaruh Islam, se¬perti Hikayat Nabi Sulaiman dan Hikayat Amir Hamzah. Cerita hikayat juga didukung unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik meliputi beberapa hal berikut. Plot atau alur merupakan rangkaian peristiwa yang mengandung hubungan sebab- akibat. Tema merupakan gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut. Penokohan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh pengarang. Tokoh merupakan individu yang ada dalam karya sastra. Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra. Lafar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra. Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah karya sastra. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar sastra, namun tetap memengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi religi, latar belakang sosial budaya. Demikian penjelasan yang bisa kami sampaikan tentang Pengertia Hikayat Dan Cara Menemukan Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Dalam Hikayat. Semoga postingan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa dijadikan sumber literatur untuk mengerjakan tugas. Sampai jumpa pada postingan selanjutnya. Baca postingan selanjutnya Tahapan Tahapan Pemeranan Tokoh Dalam Pementasan Drama Pengertian Drama Dan Mengidentifikasi Unsur-Unsur Dalam Pementasan Drama Pengertian Dan Cara Menulis Surat Dagang Niaga,Surat Perjanjian Dan Surat Kuasa Pengertian Berita Dan Cara Membacakan Berita Dengan Baik Dan Benar Pengertian Wawancara Dan Cara Merangkum Isi Pembicaraan Dalam Wawancara Pengertian Dan Cara Menulis Proposal dengan Baik Dan Benar Pengertian Dan Langkah Langkah Memahami Artikel Lengkap Dengan Contoh Pengertian Dan Cara Menemukan Pokok-Pokok Isi Sambutan Lengkap Dengan Contoh Hikayat Hang Tuah Oleh Juwintar Febriani A Hikayat Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah, dongeng maupun sejarah. Sekarang ini hikayat sudah tidak ditemukan lagi, banyak yang menduga mengapa hikayat ditinggalkan karena hikayat terlalu bersifat tradisional di dalam unsur ceritanya. Hikayat Hang Tuah menceritakan kehidupan Hang Tuah dan pertarungannya dengan Hang Jebat. Menurut narasumber hikayat sudah tidak pernah dijumpai lagi terbitannya, tetapi banyak nilai-nilai dari hikayat yang bisa diambil dan diaplikasikan sebagai masyarakat Melayu. Hikayat umumnya mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang, lengkap dengan keanehan, kekuatan/ kesaktian, dan mujizat sang tokoh utama. Ciri-Ciri Hikayat a Anonim pengarangnya tidak dikenal. b Istanasentris menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kerajaan. c Bersifat statis tetap, tidak banyak perubahan dalam cerita. d Bersifat komunal menjadi milik masyarakat. e Bersifat tradisional adanya penerusan budaya/adat/tradisi /kebiasaan. Macam-Macam Hikayat Berdasarkan Isi a Cerita Rakyat b Epos India c Cerita Jawa d Cerita Islam e Sejarah dan Biografi f Cerita Berbingkai Macam-Macam Hikayat Berdasarkan Asal a Melayu Asli Hikayat Hang Tuah bercampur unsur islam Hikayat Si Miskin bercampur unsur islam b Pengaruh Jawa Hikayat Panji Semirang c Pengaruh Hindu India Hikayat Sri Rama dari cerita Ramayana d Pengaruh Arab-Persia Hikayat Amir Hamzah Pahlawan Islam Hikayat Bachtiar Hikayat Seribu Satu Malam Gambaran Hikayat Hang Tuah Hikayat Hang Tuah adalah sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur dan mengisahkan Hang Tuah. Cerita tersebut terkenal sebagai cerita rakyat dari Kepulauan Riau, yang bercerita seorang kestaria asal Melayu bernama Hang Tuah. Dalam zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, adalah Hang Tuah, seorang laksamana yang amat termasyhur. Ia berasal dari kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubug reyot dengan orang tua bernama Hang Mahmud dan Dang Merdu. Hang Tuah tinggal di Pulau Bintan di daerah Kepulauan Rian. Ia orang terkenal karena keberaniannya, ia amat dikasihi dan akhirnya pangkatnya semakin naik. Maka jadilah ia seorang duta dan mewakili negaranya dalam segala hal. Hikayat ini bercerita pada kesetiaan Hang Tuah pada Sri Sultan. Bahkan ketika ia dikhianati dan dibuang, teman karibnya, Hang Jebat yang memberontak membelanya akhirnya malah dibunuh oleh Hang Tuah. Hal ini sampai sekarang, terutama di kalangan Bangsa Melayu masih menjadi kontroversial. Siapakah yang benar Hang Tuah atau Hang Jebat? Adu domba yang terjadi antara Hang Tuah dan Hang Jebat—sahabatnya membuat perang besar meletus. Namun dengan kekuatannya, Hang Tuah dapat memenangkan perang tersebut dan beliau menjadi laksamana yang terpandang di Kerajaan Bintan hingga masa tuanya. Hikayat Hang Tuah, disebut sebagai cerita Melayu asli Indonesia. Makna Hikayat Hang Tuah Hikayat Hang Tuah tidak diketahui siapa penulisnya, sekarang para peneliti sejarawan sedang meneliti tentang munculnya prosa hikayat Hang Tuah dimulai sejak tahun berapa. Hikayat Hang Tuah juga sudah diperhitungkan akan dimasukkan dalam kategori sejarah. Hikayat Hang Tuah sangat erat dengan unsur kepahlawanan dalam kehidupan kerajaan. Watak Hang Tuah yang bijak, baik, berwibawa, serta berani adalah watak yang harus dimiliki dalam adat Melayu. Kehidupan orang melayu haruslah memiliki watak layaknya Hang Tuah dalam bertindak untuk memutuskan sesuatu hal. Banyak nilai yang di dapat dari kehidupan Hang Tuah, sosok yang begitu dicintai oleh semua orang serta dihormati karena sifat serta kedudukannya. Tidak perduli dengan sifat orang-orang yang menentang kehadirannya, Hang Tuah tetap menjadi pahlawan. Nilai-nilai agama berupa hukum dalam ajaran Allah juga termasuk unsur dari dalam hikayat ini, nilai sosial budaya adalah terkandungnya nilai-nilai adat Melayu Kuno, serta nilai moral yang berupa karakter bijak Hang Tuah dalam menanggapi masalah. Mangga kite nak berbuah Sebab ditanam di tanah subur Sekian hikayat Hang Tuah Mari berbijak serta berluhur Narasumber Ibu Suzzana Dosen FKIP -o0o- Hikayat Hang Tuah adalah legenda dari suku Melayu yang masih masyhur hingga saat ini. Walaupun alur cerita sejarah tentang kisah ini masih menyisakan kontroversi, amanat baik tetap dapat dipetik dari hikayat ini Artikel ini akan mengupas tentang sinopsis, amanat, hingga unsur intrinsik dan ekstrinsik legenda ini. Dengan demikian, pembaca tidak hanya akan mengetahui tentang cerita. Namun, juga warisan amanat dan susunan kebahasaannya. Daftar ISISinopsisPengenalan TokohPerjalanan Meniti KesuksesanKemalanganMempertahankan PrinsipAmanat Hikayat Hang Tuah1. Keberanian2. Memperlengkapi Diri3. Sifat Manusia yang Dinamis4. Kesetiaan pada NegaraUnsur Intrinsik Hikayat Hang TuahUnsur Ekstrinsik Hikayat Hang TuahYuk, Meneladani Kisah Legenda! Pengenalan Tokoh Alkisah, ada seorang pemuda bernama Hang Tuah. Ayahnya adalah Hang Mahmud. Ia adalah seorang pensiunan hulubalang atau panglima perang istana. Sedangkan ibunya adalah Dang Merdu Wati yang adalah keturunan dayang istana. Hang Tuah lahir di gubuk reyot. Keluarganya memang mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi. Walau demikian, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk Hang Tuah tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan handal dalam bela diri silat. Hang Tuah memiliki empat orang sahabat karib. Mereka adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekiu, dan Hang Lekir. Beberapa sumber menyebutkan bahwa nama kedua orang yang terakhir sebenarnya adalah 1 orang. Namun, banyak sumber lain yang menyangkalnya. Sebab, Hang Tuah dan kawan-kawannya ini dipercaya sebagai Pandawa Lima versi Melayu. Jadi, persahabatan ini pasti terdiri dari lima orang. Perjalanan Meniti Kesuksesan Dalam hikayat Hang Tuah yang berlokasi di daerah Bintan ini, kelima sahabat ini kemudian pergi untuk menuntut ilmu ke Laut Cina Selatan. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan banyak perompak. Namun, dengan keberanian dan ketangkasan mereka dalam bersilat, mereka selalu dapat menyelamatkan diri. Kehebatan kelima sahabat ini kemudian menjadi semakin populer hingga sampai ke telinga perdana menteri atau Dato bendahara istana. Hang Tuah dan keempat sahabatnya ini kemudian menjadi kesayangan dan dipekerjakan oleh Dato’ tersebut. Kemudian suatu ketika, kelima pemuda ini berjasa menyelamatkan Dato’ dari kejadian perampokan. Kejadian ini pun menjadi buah bibir masyarakat hingga sang raja juga mendengarnya. Maka, kelimanya menerima undangan raja untuk datang ke istana. Dalam waktu singkat, kalimat sahabat ini menjadi kesayangan raja. Hang Tuah juga menerima gelar sebagai laksamana, karena keberanian dan kehebatannya. Suatu hari raja berniat untuk mencari lokasi baru untuk memperluas kerajaannya. Hang Tuah dan sahabat-sahabatnya kemudian terlibat dalam penjelajahan ini. Mereka mengarungi lautan untuk menemukan pulau baru yang potensial. Lalu, sampailah mereka pada sebuah pulau dimana mereka menemukan hewan pelanduk putih. Menurut mitos, tanah yang menjadi tempat tinggal pelanduk putih adalah tanah yang baik. Maka, mereka menduduki pulau tersebut dan menamakan tempat tersebut dengan nama Melaka. Sesuai dengan nama tumbuh-tumbuhan yang mereka temukan pada pulau tersebut. Hang Tuah dan keempat sahabatnya ini juga berjasa meredam pemberontakan yang dilakukan oleh pendekar bernama Taming Sari. Taming Sari memiliki keris yang membuatnya menguasai ilmu kebal. Berapa banyak pun serangan yang ia terima tak dapat membuatnya terluka. Namun Hang Tuah menyadari hal ini, sehingga berupaya untuk merebut keris tersebut. Setelah keris jatuh ke tangan Hang Tuah, Taming Sari sudah tak lagi kebal, sehingga segera mati ketika menerima serangan. Setelah itu, keris Taming Sari menjadi milik Hang Tuah. Kemalangan Kemudian, dalam hikayat Hang Tuah, pemuda ini juga mengalami kemalangan. Dikisahkan bahwa pemuda ini jatuh cinta pada seorang gadis cantik bernama Melor. Namun, gadis ini telah menjadi gundik di istana. Sehingga, tidak mungkin Hang Tuah memadu kasih dengannya. Namun suatu hari, ketika Hang Tuah sedang menjalankan sebuah misi untuk menjemput Tun Teja yang adalah calon permaisuri, Hang Tuah bertemu dengan Melor. Pertemuan ini diketahui oleh orang-orang, sehingga menimbulkan fitnah bahwa Hang Tuah telah berzina dengan gundik istana. Hang Tuah pun dijatuhi hukuman mati atas kesalahan ini. Sedangkan keris Taming Sari jatuh kepada Hang Jebat yang kemudian diangkat menjadi Laksamana menggantikan Hang Tuah. Kisah ini belum berakhir, sebab Hang Tuah rupanya diselamatkan oleh Dato’ bendahara yang sangat menyayanginya. Dato’ menyembunyikan Hang Tuah di hutan dan melaporkan bahwa hukuman mati telah berjalan sesuai perintah. Hang Jebat yang telah menjadi laksamana dan memiliki keris Taming Sari kemudian melakukan pemberontakan terhadap raja. Ia bermaksud untuk mengambil alih istana dan kerajaan. Tak diketahui apakah ia melakukan hal ini sebagai balas dendam karena raja telah menghukum mati Hang Tuah sahabatnya atau tidak. Namun, keris Taming Sari telah membuatnya menjadi pendekar yang tangguh dan tak terkalahkan. Raja pun pergi menyelamatkan diri dan bersembunyi di rumah Dato’ bendahara. Saat itu raja mengakui penyesalannya atas hukuman mati pada Hang Tuah. Ia berpikir, semestinya Hang Tuah lah yang dapat mengalahkan Hang Jebat. Mempertahankan Prinsip Dalam hikayat Hang Tuah, pada kesempatan itulah Dato’ bendahara memberitahu raja bahwa Hang Tuah masih hidup. Raja pun lalu mengutus Hang Tuah untuk bertarung dan mengalahkan Hang Jebat. Setelah pertarungan selama 7 hari tanpa henti, Hang Tuah berhasil merebut keris Taming Sari dan membunuh Hang Jebat, sahabatnya sendiri. Ia berpendapat bahwa Hang Jebat telah bersalah melakukan pemberontakan. Bahkan, telah banyak rakyat yang menjadi korban meninggal atas perbuatannya tersebut. Tindakan Hang Tuah yang membunuh Hang Jebat inilah yang kemudian menjadi kontroversi. Banyak orang berpendapat bahwa bagaimanapun juga Hang Tuah tak layak membunuh sahabatnya sendiri. Menurut mereka, dalam hal ini, Hang Tuah lah yang melakukan kesalahan. Walau demikian, pada dasarnya tetap banyak masyarakat yang mendukung pemuda pemberani ini. Sebab, seperti alasan Hang Tuah membunuh Hang Jebat, yaitu bahwa sahabatnya ini telah bersalah melakukan pemberontakan. Tak hanya itu, ia juga banyak membunuh masyarakat yang tak bersalah. Amanat Hikayat Hang Tuah Berdasarkan legenda ini, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi warisan amanat bagi generasi muda. Berikut ini beberapa amanat tersebut dan penjelasannya 1. Keberanian Hang Tuah adalah sosok pemuda yang pemberani. Ia tak pernah gentar dalam menghadapi musuh. Ini adalah bekal mental yang membawanya mencapai kesuksesan hingga menjadi seorang laksamana. Belajar dari legenda ini, baiknya setiap kita memiliki bekal mental yang tak pantang menyerah. Selalu berani dalam menghadapi berbagai tantangan hidup yang tiada hentinya. 2. Memperlengkapi Diri Tak hanya memiliki modal keberanian yang nekat, Hang Tuah juga memperlengkapi diri dengan bela diri silat yang amat ia kuasai. Hal ini menunjukkan bahwa ia memang dengan serius mempersiapkan dirinya, tak hanya sekedar nekat. Perbekalan keterampilan seperti ini juga semestinya menjadi teladan bagi generasi muda. Bahwa, setiap kita perlu belajar dengan tekun, menguasai bidang tertentu hingga menjadi ahli. Dengan demikian, keterampilan tersebut dapat menjadi bekal untuk menaklukan kehidupan. 3. Sifat Manusia yang Dinamis Berapa lama pun bersahabat tidak dapat membantah kenyataan bahwa manusia memiliki sifat yang dinamis. Yaitu, bahwa manusia dapat berubah sewaktu-waktu. Mungkin dapat terprediksi, mungkin juga tidak. Hal ini juga ada dalam hikayat Hang Tuah yang menyaksikan perubahan pada diri sahabatnya, Hang Jebat. Hang Tuah barangkali tidak mengira bahwa sahabatnya akan menjadi durhaka dan melakukan pemberontakan. Oleh sebab itu, kita perlu mengerti dan waspada. Bahwa diri sendiri dan orang lain memiliki sifat dinamis. Ketika hal tersebut terjadi dan memicu terjadinya hal buruk, maka perlu ada keputusan tegas yang menjadi pilihan. 4. Kesetiaan pada Negara Hang Tuah adalah sosok pemuda yang sangat mencintai negaranya, dalam hal ini kerajaan dan kesultanannya. Ia sangat setia. Bahkan ketika ia dijatuhi hukuman mati, tidak ada sedikitpun rasa dendam dalam dadanya. Hang Tuah tetap sangat setia dan mencintai negaranya, sehingga ia tetap berangkat untuk mengalahkan pemberontak. Yaitu, Hang Jebat yang adalah sahabatnya sendiri. Hal ini tentu adalah amanat baik yang sangat layak menjadi teladan. Unsur Intrinsik Hikayat Hang Tuah Berikut ini beberapa penjelasan tentang unsur intrinsik dari legenda ini yang dapat menambah wawasan pemahaman Tema Negeri Kerajaan Alur Maju Tokoh dan watak Hang Tuah Setia, berani, bijak, dan berwibawa Hang Jebat Menyimpan dendam Sang Raja Baik, sopan, mudah percaya, dan mudah terpengaruhi Dato’ Baik, bijaksana, dan cerdik Latar Tempat Bintan, Laut Cina Selatan, Melaka, dan Istana Suasana Ramai dan tegang Waktu Tidak diceritakan secara detail Sudut pandang Orang ketiga yang serba tau Unsur Ekstrinsik Hikayat Hang Tuah Berikut ini beberapa unsur ekstrinsik yang membangun kisah ini Latar Belakang Penciptaan Kehidupan masyarakat suku Melayu. Kondisi Masyarakat Kisah ini menceritakan kehidupan kerajaan dan detail latar belakang masyarakat Bintan dan Melaka pada waktu tersebut. Yuk, Meneladani Kisah Legenda! Demikianlah hikayat Hang Tuah yang masih masyhur hingga saat ini. Terdapat beberapa warisan amanat yang layak menjadi teladan bagi generasi muda. Antara lain keberanian, memperlengkapi diri dengan keterampilan, memahami sifat dasar manusia, dan setia pada pemerintah yang menjadi pelajaran baik bagi masyarakat. Sinopsis Sastra Angkatan Pujangga Lama. Hang Tuah adalah seorang pemuda miskin. Bapaknya bernama Hang Mahmud dan Ibunya Dang Merdu Wati. Mereka hanya tinggal di sebuah gubug di Kampong Sungai Duyong. Bapaknya dulu pernah menjadi hulubalang istana yang handal. Sedangkan ibunya juga merupakan keturunan dayang di istana. Banyak penduduk di Sungai Duyung mendengar kabar bahwa Raja Bintan adalah raja yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Waktu Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya untuk pergi ke Bintan mendapatkan pekerjaan untuk hidup yang lebih baik di tanah Bintan yang makmur. Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud seketika terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu Wati lalu langsung memandikan dan melulurkan anaknya. Kemudian memberikan anaknya itu kain, baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu Wati memberi makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan bagi Hang Tuah. Besok harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan. Tiba-tiba pemberontak datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampung. Negeri Bintan menjadi rusuh itu dan terjadi kekacauan dimana-mana. Semua orang melarikan diri ke kampung, kecuali Hang Tuah. Lalu pemberontak itu menuju Hang Tuah sambil menghunuskan kerisnya. Ibunya Hang Tuah berteriak dari atas toko dan menyuruh anaknya melarikan diri. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah dan menikamnya bertubi-tubi. Dengan sigap Hang Tuah lalu melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Di lain pihak, sejak berada di Bintan, Hang Tuah muda bertemu dan bersahabat dengan Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu. Kelima pemuda itu diceritakan selalu bersama-sama. Hang Tuah dan empat orang kawannya Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu menuntut ilmu bersama Adiputra di Gunung Ledang. Di tempat ini Hang Tuah telah jatuh cinta pada Melor yaitu putri asli yang tinggal di Gunung Ledang dan menjadi pembantu Adiputra. Setelah selesai menuntut ilmu, mereka berlima kembali ke kota Melaka. Pada suatu hari, mereka berhasil menyelamatkan Dato’ Bendahara sama seperti Perdana Menteri dari amukan seseorang yang berbahaya. Dato’ Bendahara berterima kasih dan kagum dengan ketangkasan mereka dan mengajak mereka semua ke rumahnya lalu mengajak mereka untuk bertugas di istana. Kemudian Hang Tuah dan kawan-kawan sangat disayangi oleh Sultan, dan akhirnya Hang Tuah mendapat gelar Laksamana. Waktu mendampingi mengiringi Sultan Malaka ke Majapahit di Pulau Jawa, Hang Tuah juga berhasil membunuh seorang pendekar Jawa bernama Taming Sari. Dalam pertarungan itu Taming Sari, seorang pendekar yang kebal dari senjata tajam. Tapi Hang Tuah tahu rahasia kekebalan Taming Sari terletak pada kerisnya. Lalu Hang Tuah berhasil merampas keris dan membunuh Taming Sari. Keris itu kemudiannya dianugerahkan oleh Betara Majapahit kepada Hang Tuah. Pemilik keris ini akan menjadi kebal seperti pendekar Jawa Taming Sari. Pada suatu hari Hang Tuah ditugaskan ke Pahang untuk mendapatkan Tun Teja yang akan dijadikan permaisuri Sultan Malaka. Ketika Hang Tuah ke Pahang, Melor turun dari Gunung Ledang mencari Hang Tuah. Tapi Melor telah ditawan oleh Tun Ali atas hasutan Patih Karma Vijaya untuk dijadikan gundik Sultan. Atas muslihat Tun Ali juga, Hang Tuah yang kembali dari Pahang akhirnya dapat berjumpa Melor. Namun Sultan melihat perbuatan Hang Tuah itu. Lalu terjadilah fitnah. Maka Sultan menghukum Melor dan Hang Tuah akan dihukum mati, karena dituduh berzina dengan Melor yang telah menjadi gundik Sultan. Tapi kenyataannya, hukuman mati tidak dilaksanakan oleh Bendahara tapi Hang Tuah disembunyikan di sebuah hutan di Hulu Melaka. Di lain pihak, Hang Jebat dilantik oleh Sultan menjadi Laksamana menggantikan Hang Tuah. Lalu keris Taming Sari telah dianugerahkan kepada Hang Jebat yang dulu adalah kawan dekat Hang Tuah. Hang Jebat menyangka Hang Tuah telah meninggal karena hukuman mati yang dijatuhkan oleh Sultan. Kemudian Hang Jebat menurut Hikayat Hang Tuah atau Hang Kasturi menurut Sejarah Melayu, melakukan pemberontakan kepada Sultan dan mengambil alih kekuasaan istana. Tidak seorang pun yang bisa melawan Hang Jebat baik itu pendekar atau panglima yang ada di Melaka, karena Hang Jebat atau Hang Kasturi sudah kebal dengan bantuan keris Taming Sari. Sultan Mahmud terpaksa melarikan diri dan berlindung di rumah Bendahara. Akhirnya pada waktu itu baginda baru menyesal telah membunuh Hang Tuah yang tidak bersalah. Inilah saatnya Bendahara memberitahu bahwa Hang Tuah masih hidup. Hang Tuah kemudiannya telah dipanggil pulang dan ditugaskan untuk membunuh Hang Jebat. Akhirnya Hang Tuah berhasil merampas keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, setelah tujuh hari pertarungan. Lalu Hang Tuah membunuh Hang Jebat. Dalam pertarungan panjang ini, Hang Jebat menjelaskan bahwa dulu dia membela sahabatnya Hang Tuah yang telah difitnah dan dijatuhi hukuman mati oleh Sultan. Tapi di lain pihak, Hang Tuah telah membantu sultan yang sebelum itu menjatuhkan hukuman tanpa bukti yang kuat. Lalu Hang Jebat mengacu pada hadist Abu Bakar Siddiq bahwa jika seorang Muslim bersalah, maka rakyat boleh menjatuhkannya. Berdasarkan alasan tersebut, makanya Hang Jebat dulu memberontak pada Sultan, dan berusaha menegakkan kebenaran. — Catatan redaksi Sampai saat ini cerita ini masih menjadi perdebatan orang melayu. Ada yang menganggap Hang Tuah sebagai pahlawan, dan ada pula yang menganggap bahwa pahlawan yang sebenarnya adalah Hang Jebat. Di pihak yang mendukung Hang Tuah, ada sebuah alasan yang dikemukakan yaitu Hang Jebat bukan saja memberontak kepada sultan, tapi juga telah banyak membunuh penduduk Malaka yang tidak berdosa. Oleh karena itu wajarlah jika Hang Tuah membunuh Hang Jebat, karena dia berhak membunuh orang yang telah membunuh penduduk. Ada sebuah sumpah yang terkenal dari Hang Tuah ialah “Tak Melayu hilang di dunia”. Artinya adalah suku Melayu tidak akan punah di bumi ini. Originally posted 2012-11-05 141506. Republished by Blog Post Promoter

hikayat hang tuah beserta unsur intrinsik dan ekstrinsik